Sliderumum

Wisata Kuliner Bunulrejo

1. Keripik Tempe Lancar Jaya

Keripik-Tempe-Burung-Swari-rajakamarPernah mencicipi keripik tempe rasa keju, ayam, pizza, spaghetti, barbeque, jeruk purut, rumput laut, jagung bakar, pedas manis, dan udang? Kalau belum segera beli di toko Lancar Jaya, Malang. Di sini, Anda bisa membawa pulang puluhan bungkus keripik tempe yang rasanya Anda suka. Harga per paknya dibanderol mulai dari Rp 6.000,- tergantung besarnya kemasan.

Jl. Tumenggung Suryo, No 86, Bunulrejo, Blimbing

Lokasi dapat dijangkau dari Bunulrejo melalui Jl. Lekso dan Jl. Tumenggung dalam waktu kurang lebih 15 menit

Buka tiap hari Pukul 07.00—22.00 WIB

—————————————————————————————-

2. Jus Markisa Bunulrejo

2016_04_14_Jus-Markisa-Andalan-Warga-Bunulrejo-681x341Warga Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang memiliki produk olahan yang menjadi andalan. Produk itu berupa minuman jus markisa yang diproduksi oleh warga RW 13. Lebih membanggakannya lagi, buah markisa yang dibuat jus ini merupakan hasil dari sistem pertanian organik yang dikembangkan warga, memanfaatkan sisa lahan yang ada di kelurahan mereka.

Awalnya, jus markisa produksi mereka ini menjadi salah satu produk unggulan warga untuk mengikuti Lomba Kampung Bersih pada Desember 2012 silam. Minimnya tanah lapang yang dimiliki tidak mengurangi akal warga RW 13 untuk berkreasi. Penanaman buah markisa ini menjadi bukti kreasi mereka dalam memanfaatkan lahan yang tersisa.

Lezatnya jus markisa karya warga Bunulrejo membuat juri Kampung Bersinar yang datang terkesima. Juri menilai bahwa warga setempat tak hanya mampu mengatur kampung mereka menjadi bersih dan nyaman, namun juga bisa membuat produk yang sekiranya memiliki nilai jual ekonomi.

Ketua rombongan juri Kampung Bersinar kala itu, Eko Fajar Arbandi mengungkapkan senang dengan perkembangan Kelurahan Bunulrejo yang pesat, namun tetap memedulikan lingkungan hidup di sekitar mereka. Apalagi Kelurahan Bunulrejo juga memiliki jus markisa yang rasanya disebutnya sangat luar biasa. Eko juga menyarankan agar jus markisa hasil produksi warga Bunulrejo bisa dikemas dengan baik, agar semakin menjadi produk andalan warga, dan bahkan berpotensi menembus pasar nasional, maupun internasional.

Tak hanya berkreasi dengan menciptakan produk unggulan berupa jus markisa, warga RW 13 juga menggelakkan penghijauan, pengelolaan tanaman obat keluarga, serta pemanfaatan pekarangan sebagai lahan bernilai ekonomi. Karenanya, RW 13 di Kelurahan Bunulrejo ini dinilai bisa dikembangkan menjadi Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Untuk menunjang kelangsungan hidup buah markisa yang mereka tanam, warga RW 13 juga berupaya memproduksi pupuk secara swadaya. Pupuk kompos yang mereka pilih. Hebatnya, bahan baku produksi pupuk kompos itu diambil dari olahan sampah kampung tersebut. Sekali lagi, ini membuktikan betapa kreativnya mereka. Bahkan perkembangannya, warga tak hanya memproduksi pupuk kompos, tapi juga pupuk cair dan pupuk urea organik.

Sayangnya, dalam proses produksi pupuk ini masih menggunakan sistem manual, sehingga waktu menjadi kendala utama. Ke depannya, warga berharap bisa mengembangkan teknologi yang pas untuk usaha mereka tersebut.

Sampai saat ini, produksi jus dan sirup markisa yang ditopang dengan produksi pupuk organik masih menjadi andalan warga RW 13 Bunulrejo. Aktivis RW 13, Eko Suhartono mengugkapkan gaya hidup sehat dan ramah lingkungan terus dikembangkan di kampungnya. Kepintaran warga mengolah sampah untuk dijadikan pupuk organik demi menopang kehidupan buah markisa yang ditanam tentu semakin membuatnya bangga menjadi warga RW 13 Bunulrejo.

—————————————————————————————-

3. Sate Bunul H. Paino

panggangan-sate3-300x200Semua diawali pada tahun 1973. Saat itu Kota Malang masih belum ramai seperti sekarang. Pada tahun tersebut Abah H. Paino merintis usaha sate kambing / ayam. Lokasinya persis di perempatan Jl. JA. Suprapto dan Jl. Kaliurang. Kala itu, dia hanya berjualan di pinggir jalan dengan rombong, namun karena memang keunikan rasanya, jualannya semakin lancar dan pelangganpun mulai terbentuk. Pada saat itu omzet harian sekitar 300 tusuk. Termasuk prestasi untuk sate kelas rombong. Sebuah proses untuk menemukan resep terbaik dan pelanggan.

Kemudian pada tahun 1977, dia pindah di daerah Bunul hingga sekarang. Semenjak pindah ke tempat baru, Sate Bunul makin berkembang. Pada tahun 1997 H.Paino menunaikan ibadah Haji. Sepulangnya dari ibadah Haji, Sate Bunul makin berkembang pesat. Maka, dalam sehari Sate Bunul memotong 10-15 ekor kambing per hari.

Perbaikan layanan dan penambahan menu terus dilakukan setiap waktu hingga saat ini menjadi Warung Satee Kambing No. 1 se-Malang Raya (dilihat dari jumlah kambing yang diolah setiap harinya). Lokasinya memang tidak terletak di jalan protokol, agak tersembunyi di sebelah timur Pasar Bunul. Namun Anda tidak perlu khawatir, ketika memasuki daerah Bunulrejo setiap orang bisa dipastikan bisa menunjukkannya. Sebuah warung sate dengan bakaran sate sepanjang 3 meter persis di depan halaman.

Hanya dengan melihat panjangnya tempat bakaran, kita bisa membayangkan banyaknya pelanggan Sate Bunul H.Paino. Jika Anda melangkah masuk ke dalam Restoran, Anda akan melihat konsep layanan yang telah tertata rapi.

Namun, karena satu persatu temannya menikah, maka tiga sekawan ini memutuskan untuk berjualan sendiri sendiri. Selain itu berdasarkan pengalaman mereka berjualan, memang terkadang muncul perbedaan pendapat.

Kemudian pada tahun 1977, dia pindah di daerah Bunul hingga sekarang. Semenjak pindah ke tempat baru, Sate Bunul makin berkembang. Pada tahun 1997 H.Paino menunaikan ibadah Haji. Sepulangnya dari ibadah Haji, Sate Bunul makin berkembang pesat. Maka, dalam sehari Sate Bunul memotong 10-15 ekor kambing per hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *